MEDAN | Maraknya pemberitaan di media cetak, elektronik, online bahkan media sosial tentang aksi pencurian dengan kekerasan (begal), hingga korbannya terluka dan meninggal dunia yang pelakunya mayoritas dari kalangan remaja, membuat aparat penegak hukum (kepolisian) saat ini bekerja lebih optimal.
Pihak kepolisian yang tidak tinggal diam demi memberikan rasa aman kepada masyarakat, dengan cepat memburu para pelaku. Para pelaku yang berhasil tertangkap tak luput diberikan tindakan terarah dan terukur (ditembak) dikarenakan melakukan perlawanan sampai melukai petugas.
Meskipun begitu, akibat aksi geng motor dan aksi begal dilakukan oleh kalangan remaja masih dibawah umur itu, kini masyarakat khususnya di Kota Medan, dihantui rasa ketakutan bila berada dijalan saat mengendarai sepedamotor dimalam hari.
Menyikapi hal itu, Irwan Saputra, akhirnya angkat bicara. Pria yang selama ini memiliki hobby melakukan kegiatan di alam bebas itu, menghimbau kepada seluruh pihak sekolah setara SMA, agar kembali mengaktifkan kegiatan ekstrakurikuler, Kelompok Pecinta Alam. Dimana menurutnya kegiatan tersebut sudah hampir 10 tahun tidak lagi pernah dilakukan oleh pihak sekolah.
Irwan, yang bergabung dalam ekstrakurikuler Kelompok Gemar Alam Sabhagiri SMAN-6 Medan, sejak tahun 1991 itu, mengatakan bahwa Kelompok Pecinta Alam, yang ada disekolah ditingkat Sekolah Menengah Atas (SMA), sangatlah penting bagi siswa guna menempah kepribadian diri.
"Sebab remaja dimasa-masa SMA, sangatlah rentan dan labil hingga mudah terkontaminasi akan pengaruh negatif. Maka dari itu remaja yang tergabung dalam kelompok pecinta alam ditingkat SMA, paling tidak bisa menjadi pondasi dalam membentuk karakter diri,"kata Irwan, yang juga turut bergabung di Kelompok Penggemar Kegiatan di Alam Bebas Sangkala Medan itu.
Pria kelahiran 47 tahun yang lalu itu, juga merupakan Bakal Calon Legislatif (Bacaleg) DPRD Kota Medan Dapil 4 dari Partai Ummat (Kecamatan Medan Area, Medan Denai, Medan Kota dan Medan Amplas) itu menuturkan bahwa, rangkaian pelatihan di Kelompok Pecinta Alam, sebagai media yang dapat membentuk karakter diri para remaja.
"Mulai rangkaian mentoring, penghayatan dan pelantikan, semuanya unsur, dimana anggota yang menjalaninya akan memiliki fisik, mental, intelegensia dan iman/moral yang baik. Karena kreteria itulah yang akan menghindarkan remaja dari pengaruh narkoba dan perbuatan melanggar hukum lainnya, seperti geng motor dan begal,"tuturnya.
Irwan Saputra, yang juga berprofesi sebagai seorang jurnalistik wartawan surat kabar media cetak Harian Metro 24 itu, sebelumnya kerab melakukan peliputan peristiwa kriminalitas diwilayah hukum Polrestabes Medan. Ia juga berharap agar pemerintah dengan cekat memperhatikan remaja-remaja saat ini.
"Jangan sampai yang remaja remaja ini dikelola atau diayomi oleh para kriminal. Pemerintah juga harus menyediakan wadah dan mensuport kegiatan remaja yang positif. Intinya mereka diarahkan ke yang positif,"harapnya.
Irwan Saputra, yang masa kecilnya tinggal di Jalan Utama Gg T. Yunan, Kelurahan Kota Maksum 3, Kecamatan Medan Kota itu, juga berharap para remaja remaja sekarang, sama seperti para remaja terdahulu yang senang berkegiatan di alam bebas. Perduli terhadap sesama dan lingkungan hidup dalam wadah pecinta alam disekolah.
Dikatakannya, kegiatan-kegiatan kelompok pencinta alam tersebut hingga kini masih terus eksis. Seperti Sabhagiri di SMAN-6 Medan, Palhasma di SMA-N 5 Medan, Pal Smasa SMA-N 1 Medan, Pal Semeru SMA-N 3 Medan dan lain lainnya.
"Biasanya kelompok kelompok ini ketemu dihutan gunung, akan semakin menjadi suatu persaudaraan sesama pecinta alam. Bukan seperti sekarang ini, dimana kelompok yang dibentuk hanya membuat perselisihan hingga terjadinya perkelahian sampai mengakibatkan kematian,"pungkasnya. (HRP)