Puluhan mahasiswa Pelita Bangsa Binjai melakukan aksi demo di depan halaman kampus Pelita Bangsa |
Aksi demo dilakukan lantaran janji Yayasan Pelita Bangsa Binjai mau meluluskan mahasiswanya hanya isapan jempol belaka. Buntutnya, mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi dan Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Pelita Bangsa Binjai menyegel kantor dan kelas perkulihan mereka.
Puluhan mahasiswa juga membawa sejumlah poster bertuliskan harapan mereka agar segera diwisuda. Ada yang ingin melamar jadi Calon Pegawai Negeri Sipil. Ada pula yang menuliskan Yayasan Pelita Bangsa menghambat laju masa depan para mahasiswa.
Unjuk rasa diwarnai dengan aksi bakar ban. Mereka mendesak Yayasan Pelita Bangsa segera mewisudakannyan. "Kami menuntut Yayasan Pelita Bangsa Bapak Hanif dan Prof Dian Armanto selaku Ketua Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (dulu Kopertis) untuk kami segera diwisudakan. Kami ingin hak-hak kami yang belum dapat," ujar Koordinator Aksi, Fitra Kurniawan.
Mahasiswa Ekonomi Menejemen Stambuk 2014 ini menilai, Yayasan Pelita Bangsa harus bertanggung jawab atas tidak diwisudakan ya mereka. Bahkan jika tidak mewisudakan, kata dia, Yayasan Pelita Bangsa harus mengganti rugi materi yang sudah dikucurkan oleh orang tua mereka.
"Ada sekitar 300 mahasiswa yang belum diwisuda dari angkatan 2014, 2015, 2016 dan seterusnya. Sampai saat ini, kami belum dapatkan hak kami," ujarnya.
Menurut dia, persoalan ini sudah berulangkali dipertanyakan kepada Yayasan Pelita Bangsa. Namun dia memperoleh jawaban tidak memuaskan.
"Respon yayasan hanya angkat tangan, enggak mau tahu masalah kami. Yayasan hanya bisa menjanjikan dan menjanjikan," tandasnya.
Puas meluapkan aspirasinya, puluhan mahasiswa juga menggerduk Kantor LLPT Wilayah I di Medan. Mereka menumpangi angkutan umum menuju Jalan Sempurna, Kelurahan Tanjung Sari. (Ismail)